MERAKIT “TITIK RAJUT” BUKAN “TITIK SIKUT”
DARI KESATUAN ESOTERIS MENUJU DIALOG PRAKTIS AGAMA-AGAMA
Beberapa faktor yang menyebabkan kebuntuan dialog antar agama; pertama; terjadinya konflik Islam-Kristen sepanjang sejarah kemanusian.Kedua, adanya klaim kebenaran dari masing-masing pengikut agama.Ketiga, pendekatan dialog selama ini lebih bernuansa “pertandingan” daripada “perbandingan”. Sejatinya, dialog antar agama akan produktif jika dimulai dari sebuah pemahaman bahwa inti dalam agama-agama hanyalah satu kesatuan. Dan kesatuan tersebut bukan saja moral, teologis, melainkan juga metafisik .Adanya klaim kebenaran pada dataran eksoterisme selama bersifat internal adalah benar dan justru sangat diperlukan, karena bagaimana mungkin melaksanakan ajaran agama tanpa adanya keyakinan bahwa ajaran itu benar. Hanya saja yang menjadi persoalan adalah; ketika klaim itu bersifat eksternal sehingga menempatkan agama lain pada posisi lawan. Dalam tataran praksis, dialog antar agama harus ada keseimbangan antara ortodosia (ajaran yang benar) dan ortopraksis (perbuatan yang benar).
Downloads
References
Arifin, Syamsul, “Konstruksi Wacana Pluralisme Agama di Indonesia”, Jurnal Ditpertais, Volume VII (2010).
Cutsinger, James S., “Disagreeing to Agre: A Christian Response to “A Common Word”, dalam Waleed el-Anshary dan David K. Linnan
(eds), Muslim and Christian Understanding: Theory and Application of “A Commond World”, 1st Edition (New York: Palgrave McMillan, 2010).
Daya, Burhanuddin, Agama Dialogis: Merenda Dialektika Idealita dan Realita Hubungan Antar Agama, Cet. I (Yogyakarta: Mataram-Minang Lintas Budaya, 2004).
Dhavamony, Mariasusai, Fenomenologi Agama, Terj. Kelompok Studi Agama Drijakara (Yogyakarta: Kanisius, 1995).
Hick, John Harwood, Problems of Religious Pluralism (Houndmills, Basingstoke: The Macmillan Press, 1985).
Hidayat, Komaruddin dan Muhammad Wahyuni Nafis, Agama Masa Depan: Perspektif Filsafat Perenial (Jakarta: Paramadina, 1995).
Kalin, Ibrahim, “Islam, Christianiti, the Enlightenment:“A Common Word” and Muslim-Christian Relation”, dalam Waleed el-Anshary dan David
K. Linnan (eds), Muslim and Christian Understanding: Theory and Application of “A Commond World”, 1st Edition (New York: Palgrave McMillan, 2010).
Kartanegara, Mulyadhi, Nalar Religius: Memahami Hakikat Tuhan, Alam, dan Manusia (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2007).
Kleden, Paulus Budi, Dialog Antar Agama Dalam Terang Filsafat Proses Alfred North Whitehead (Maumere: Ledalero, 2002).
Knitter, Paul F., Satu Bumi Banyak Agama (Jakarta: Gunung Mulya, 2003). Kuswanjono, Arqom, Ketuhanan Dalam Telaah filsafat perennial Pluralisme Aga- ma di Indonesia (Yogyakarta: Badan Penerbitan Filsafat Agama, 2006),
Maria M. Dakake, “Theological Parallels and Metaphysical Meeting Points: Christ and the Word in Christianity and Islam”, dalam Waleed el-Anshary dan David K. Linnan (eds), Muslim and Christian Understanding: Theory and Application of “A Commond World”, 1st Edition (New York: Palgrave McMillan, 2010).
Nasr, Seyyed Hossein, Ideals and Realities of Islam (Lahore: Suhail Academy, 1994).
Noer, Kautsar Azhari, “Perbandingan Atau Pertandingan Agama-agama Ibrahim”, Harmoni, Jurnal Multikultural dan Multirelegius, Vol. VII (2008).
Schuon, Frithjof, Mencari Titik Temu Agama-agama, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1987).
Downloads
Published
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.
This work is licensed under a Attribution-NonCommercial 4.0 International (CC BY-NC 4.0).